Benteng dalam Himpitan Ekonomi

Himpitan ekonomi memang membuat mata menjadi buta dan telinga menjadi tuli. Sehingga membuat seseorang mampu melakukan sikap yang diluar kebiasaan alias menyimpang dari yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh seorang ahli kriminologi yang bernama Glueck Yamp di tahun 1995 yang menyatakan bahwa perkembangan ekonomi yang stagnan dapat menimbulkan kecenderungan sebagian masyarakat untuk melakukan kejahatan.

Motif kajian klasik yang terjadi saat ini adalah masalah status ekonomi yang disinyalir hanya berlaku untuk kaum kelas menengah kebawah. Buktinya tidak seluruhnya kajian itu dibenarkan, nyatanya saat ini banyak pelaku kejahatan yang secara status sosialnya kelas menengah keatas pun tidak terlepas dari keterlibatan kejahatan. Sekali lagi, pelaku kejahatan tidak hanya dari kelas status sosial menengah ke bawah saja.

Terdapat banyak jenis dan bentuk kejahatan saat ini yang dikemas sedemikian khusus dan elite sehingga dalam pandangan umum tidak nampak sebuah kejahatan misalnya korupsi yang mencakar negeri ini. Padahal apabila dicermati lebih lanjut dalam kasus perkara kejahatan bisa dikatakan bahwa kasus tersebut merupakan kasus kejahatan tingkat atas karena korbannya menyangkut kepentingan umum. Selain kejahatan yang terkesan elite tersebut juga menjurus pada kejehatan dalam perlakuan sadisme mulai dari kasus mutilasi, kasus pemerkosaan di dalam angkot, perampokan, pencurian dan sebagainya.

Terlepas dari itu semua pertanyaan yang pantas kita lontarkan bukan siapa yang salah atau hukuman apa yang pantas diterima oleh pelaku kejahatan tersebut itu saja, melainkan bagaimana cara untuk mengatasi agar kejahatan dapat diberantas dan angka pelaku kejahatan dapat ditekan seminimal mungkin. Ini adalah tugas kita semua dalam membentengi diri dan lingkungan dari pengaruh jahat.

0 Komentar

 
'